Padjadjaran dan Cakrabuana, dua varietas genjah produksi UPBS BPSIP Banten
Penulis : Angelita Puji Lestari/Pengawas Benih Tanaman Ahli Muda
Kementerian Pertanian (Kementan) mempunyai terobosan program untuk mencapai swasembada beras, ekspor, serta menghadapi tantangan perubahan iklim. Secara khusus, Gerakan Indeks Pertanaman (IP) 400 atau menanam padi sebanyak empat kali dalam setahun merupakan upaya mengoptimalkan potensi pertanian dan sumber daya air guna meningkatkan produksi dan cadangan beras nasional. Penggunaan benih bermutu dari varietas berumur pendek merupakan kunci sukses IP 400. Pemilihan varietas ini nantinya juga akan memberikan dampak yang sangat baik terhadap perkembangan pertanian di Propinsi Banten khususnya, dengan mempertimbangkan dimana varietas yang dipilih ini akan dikembangkan.
Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) sebagai suatu lembaga internal di BPSIP Banten memiliki mandat menyediakan benih varietas padi, mengantisipasi kebutuhan benih padi di wilayah Banten. Sejak tahun 2020, BPSIP Banten mulai memperkenalkan varietas padi berumur pendak (genjah), Padjadjaran dan Cakrabuana. Benih varietas genjah tersebut kemudian mulai banyak dicari oleh para petani karena keunggulannya berumur pendek namun memiliki berpotensi hasil tinggi dan juga, karena kedua nya memiliki waktu panen yang lebih singkat, memungkinkan tersedianya air yang cukup untuk mendapatkan hasil optimal.
Padjadjaran adalah varietas baru padi sawah yang dilepas sejak 2018. Penampilan daun tegak, gabah ramping, postur tanaman pendek dengan tinggi di bawah 100 cm sehingga tidak mudah rebah. Berdasarkan deskripsi rata-rata hasil Padjadjaran dapat mencapai 7.8 ton/ha, berat 1000 butir 26 g serta tekstur nasi pulen (kadar amilosa 20.6%). Varietas ini agak tahan WBC biotipe 1 dan 2 dan penyakit hawar daun bakteri. Rata-rata hasil panen yang diperoleh di Palu Sulawesi Tengah mencapai 10,8 ton/ha, di Indramayu 7,56 ton/ha, dan di Balaraja, Banten mencapai 6 ton/ha.
Cakrabuana merupakan varietas baru padi sawah yang dilepas sejak 2019. Memiliki penampilan daun tegak, tinggi tanaman sekitar 105 cm, rata-rata hasil 7.5 ton/ha, berat 1000 butir 27.1 g, gabah panjang ramping, beras bening. Setelah dimasak, tekstur nasi pulen (kadar amilosa 22%). Varietas ini agak tahan WBC biotipe 1, 2, 3 dan penyakit hawar daun bakteri. Data hasil panen di Balaraja Banten hampir mencapai 7 ton/ha GKP, di desa Cikande Karawang mencapai 8,7 ton GKP per hektar dan petani di Bone Sulawesi Selatan melaporkan bisa mendapatkan hasil panen 9 ton/ha.
Gambar Penampilan varietas padi Cakrabuana dan Padjadjaran di lapang